Mengenal Solenodon, Mamalia Beracun yang Sangat Langka

Wednesday, 15 May 20130 comments

Foto Hispaniolan solenodon
Solenodon merupakan jenis mamalia berbisa satu-satunya dari keluarga Solenodontidae. Mereka adalah binatang nokturnal yang tinggal di dalam liang dan pemakan serangga. Dan mereka adalah mamalia yang memiliki karakter primitif yang konon spesies ini sudah ada di akhir era dinosaurus.

Solenodon adalah satu dari dua spesies dari family Caribbean soricomorphs. Masih belum jelas apakah family Nesophontidae yang punah pada masa Holocene memiliki hubungan dekat dengan Solenodon atau tidak.

Ada dua spesies Solenodon yang masih hidup saat ini yaitu Cuban solenodon (Solenodon cubanus),dan  Haitian Solenodon atau Hispaniolan solenodon (Solenodon paradoxus). Dua spesies Solenodon yang lain sudah punah selama masa Quarternary.

Penampilan Solenodon menyerupai sosok tikus yang sangat besar. Moncong panjangnya fleksibel, dan pada Haitian Solenodon terdapat ball-and-socket joint di bagian bawah mereka untuk meningkatkan mobilitas. Hal ini memungkinkan mereka untuk menlisik celah-celah sempit tempat mangsa mereka biasanya bersembunyi.

Panjang tubuh Solenodon  sekitar 28 hingga 32 cm diukur dari ujung hidung hingga pantat. Berat badan Solenodon sekitar 0,7 hingga 1 kg. Binatang langka ini terbilang sangat mudah gelisah, sehingga mereka rawan menggigit bahkan dengan gangguan yang sangat minim dan tanpa disengaja.

Solenodon memiliki beberapa sifat yang cukup menarik, dua diantaranya adalah puting susu pada Solenodon betina posisinya sangat dekat dengan pantat, dan liur solenodon yang keluar dari dua gigi taringnya ternyata beracun.

Gejala yang diakibatkan dari terkena racun Solenodon antara lain depresei, susah bernafas, kejang-kejang, dan lumpuh. Bahkan dalam sebuah pengujian menggunakan tikus percobaan, jika terkena racun Solenodon dalam jumlah besar dapat mengakibatkan si tikus mengalami kematian.

Makanan utama Solenodon adalah serangga, cacing tanah, dan beberapa binatang tak bertulang belakang. Mereka juga memakan bangkai binatang bertulang belakang, dan beberapa ada yang memangsa binatang bertulang belakang yang masih hidup seperti reptil kecil, dan amfibi.

Solenodon memiliki indera penciuman yang bagus yang digunakannya untuk menemukan mangsanya. Setelah menemukan mangsanya, Solenodon akan menggunakan kedua kaki depannya untuk mematikan langkah kiri-kanan si mangsa, lalu menggerakkan kepalanya untuk memangsa mangsanya tersebut. Solenodon juga memiliki cakar yang tajam yang akan membantunya dalam berburu mangsa.

Solenodon melahirkan anaknya di dalam sarang. Biasanya dalam sekali persalinan mereka akan melahirkan satu atau dua ekor anakan. Anakan Solenodon akan bersama induknya selama kurang lebih 7 bulan, dan biasanya mereka akan menggantung pada puting susu induknya yang panjang. Dan ketika sudah dewasa, Solenodon adalah binatang soliter, mereka sangat jarang berkomunikasi dengan yang lain kecuali untuk kawin.

Kedua spesies Solenodon saat ini dalam status terancam punah akibat dimangsa oleh musang, khususnya musang jenis Herpestes javanicus auropunctatus yang pada masa kolonial dilatih untuk berburu ular dan tikus seperti kucing dan anjing..

Cuban solenodon sempat dianggap sudah punah, sebelum pada tahun 2003 ditemukan spesies mereka yang masih hidup. Hispaniolan solenodon juga sempat dinyatakan punah karena populasi mereka yang sangat sedikit, serta perilaku mereka yang masih belum terlalu dipahami.

Pembangunan manusia di Kuba dan Hispanola juga memperburuk populasi Solenodon. Habitat mereka pun menjadi terampas yang berimbas pada menyempitnya penyebaran, dan berkurangnya populasi mereka. Binatang ini pun menjadi salah satu binatang yang sangat langka.
Referensi : wikipedia
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Fauna Gue - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger